Ini Dia Asal-Usul Nama Kota Surabaya
Siapa yang tak kenal Surabaya. Surabaya adalah nama salah kota yang sangat bersejerarah bagi Indonesia. Kota Surabaya juga merupakan ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tak hanya sampai disitu, jika kota terbesar di Indonesia adalah Jakarta, maka nomor duanya adalah Surabaya. Surabaya terletak di timur laut Pulau Jawa. Surabaya merupakan sebuah kota pelabuhan laut dengan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan utama. Pelabuhan Tanjung Perak berfungsi sebagai hub / pusat untuk pengiriman antar pulau di wilayah Indonesia Timur. Namun dari mana asal-usul nama Surabaya berasal ? Ada beberapa sumber tentang nama Surabaya, Berikut penjelasannya.
Pada zaman dahulu, sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya Baya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Mereka berkelahi dilautan luas .
Pertarungan berlangsung seimbang dari wakut ke waktu. Baik kekuatan, ketangkasan, maupun kecerdikan semuanya seimbang.
Letih dengan perkelahian terus-menerus tanpa henti, akhirnya mereka membuat suatu kesepakatan.
Sura berkata,"Wahai Baya, aku telah bosan dan letih terus-menerus berkelahi."
"Aku pun demikian. Wahai Sura, apakah ada suatu usulan darimu agar kita terlepas dari pekelahian tak berujung ini ?" tanya Baya
Dengan segera, Sura yang sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahian mereka segera menerangkan usulannya.
"Alangkah baiknya seandainya aku dan engkau membagi wilayah kekuasaan menjadi dua, hal ini berguna untuk mencegah perkelahian antara kita. Aku Sura berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan Baya, kau berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!" Kata Sura.
"Suatu usulan yang cemerlang, baiklah mulai hari ini kesepakatan itu kita lakukan" kata Baya.
Hari-hari damai pun tiba. Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara mereka. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Namun suatu hari Sura mencari mangsa di Sungai. Ia melakukannya dengan sembunyi-sembunyi agar Baya tidak mengetahui. Hari demi hari berlalu. Sura semakin terbiasa dengan perilakunya.
Tanpa diduga, suatu hari Baya memergoki perilaku Sura. Baya menjadi marah dan geram karena Sura telah melanggar perjanjian mereka.
"Wahai Sura, mengapa engaku berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku? mengapa engkau melanggar perjanjian yang telah kita sepakati bersama?peraturan yang telah kita sepakati berdua? tanya Baya.
Menanggapi pertanyaan Baya, Sura merasa tak bersalah tenang-tenang saja."Aku tidak melanggar kesepakatan. Bukankah sungai ini memliki air. Bukankah sudah kukatakan, bahwasanya aku adalah penguasa di air? Maka sungai ini termasuk daerah kekuasaanku, " Kata Sura.
"Apa maksudmu? Sungai ini berada di darat, sedang daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Baya menjawab dengan nada tinggi.
"Tidak bisa. Aku tidak pernah berkata demikian. Aku tidak pernah mengatakan kalau air itu hanya air laut. Bukankah air sungai juga air?" jawab Sura.
"Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?" Tanya Baya geram.
"Tidak Baya! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura.
"Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Baya mulai marah.
"Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah.
Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan hiu Sura dan Buaya baya terjadi lagi. Pertarungan kali ini lebih dari pertarungan sesbelumnya. Pertarungannya semakin seru dan dahsyat.
Keduanya saling saling menggigit dan memukul serta menerjang dan menerkam. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. Dalam waktu singkat, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Baya mendapat gigitan Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri.Sementara Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu Sura kembali ke lautan. Baya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Masyarakat yang melihat pertarungan antara ikan hiu yang bernama Sura dan Buaya bernama baya ini sangat berkesan di hati mereka dan kelak menjadi nama Surabaya.
Dari peritiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya. yaitu gambar ikan hiu sura dan buaya baya.
Sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya baerasal dari kata Sura dan Baya.
Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti "selamat menghadapi bahaya".
Pada umumnya, masyarakat Surabaya menyebut asal nama Surabaya adalah dari untaian kata Sura dan Baya atau lebih populer dengan sebutan Sura ing Baya, dibaca Suro ing Boyo. Paduan dua kata itu berarti “berani menghadapi tantangan”
Hasil penelitian menunjukkan, ejaan nama Surabaya awalnya adalah: Curabhaya. Tulisan ini di antaranya ditemukan pada prasasti Trowulan I dari tahun Caka 1280 atau 1358 M. Dalam prasasti itu tertulis Curabhaya termasuk kelompok desa di tepi sungai sebagai tempat penambangan yang dahulu sudah ada.
Dalam sejarah, nama Surabaya terdapat pada buku: Negarakartagama tahun 1365 M. Pada bait 5 disebutkan: Yen ring Janggala lok sabha n rpati ring Surabhaya terus ke Buwun. Artinya: Jika di Jenggala ke laut, raja tinggal di Surabaya terus ke Buwun. Jenggala adalah Sidoarjo dan Buwun adalah Bawean.
Itu dia beberapa Asal-usul makna dari Kota Surabaya. Semoga bermanfaat
source : id.wikibooks.org, bobo.grid.id, goodnewsfromindonesia
Ini Dia Asal-Usul Nama Kota Surabaya. Ig: @surabayapunyacerita |
Asal-Usul Berdasarkan Legenda atau Dongeng
Pada zaman dahulu, sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya Baya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Mereka berkelahi dilautan luas .
Pertarungan berlangsung seimbang dari wakut ke waktu. Baik kekuatan, ketangkasan, maupun kecerdikan semuanya seimbang.
Letih dengan perkelahian terus-menerus tanpa henti, akhirnya mereka membuat suatu kesepakatan.
Sura berkata,"Wahai Baya, aku telah bosan dan letih terus-menerus berkelahi."
"Aku pun demikian. Wahai Sura, apakah ada suatu usulan darimu agar kita terlepas dari pekelahian tak berujung ini ?" tanya Baya
Dengan segera, Sura yang sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahian mereka segera menerangkan usulannya.
"Alangkah baiknya seandainya aku dan engkau membagi wilayah kekuasaan menjadi dua, hal ini berguna untuk mencegah perkelahian antara kita. Aku Sura berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan Baya, kau berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!" Kata Sura.
"Suatu usulan yang cemerlang, baiklah mulai hari ini kesepakatan itu kita lakukan" kata Baya.
Hari-hari damai pun tiba. Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara mereka. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Namun suatu hari Sura mencari mangsa di Sungai. Ia melakukannya dengan sembunyi-sembunyi agar Baya tidak mengetahui. Hari demi hari berlalu. Sura semakin terbiasa dengan perilakunya.
Tanpa diduga, suatu hari Baya memergoki perilaku Sura. Baya menjadi marah dan geram karena Sura telah melanggar perjanjian mereka.
"Wahai Sura, mengapa engaku berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku? mengapa engkau melanggar perjanjian yang telah kita sepakati bersama?peraturan yang telah kita sepakati berdua? tanya Baya.
Menanggapi pertanyaan Baya, Sura merasa tak bersalah tenang-tenang saja."Aku tidak melanggar kesepakatan. Bukankah sungai ini memliki air. Bukankah sudah kukatakan, bahwasanya aku adalah penguasa di air? Maka sungai ini termasuk daerah kekuasaanku, " Kata Sura.
"Apa maksudmu? Sungai ini berada di darat, sedang daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Baya menjawab dengan nada tinggi.
"Tidak bisa. Aku tidak pernah berkata demikian. Aku tidak pernah mengatakan kalau air itu hanya air laut. Bukankah air sungai juga air?" jawab Sura.
"Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?" Tanya Baya geram.
"Tidak Baya! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura.
"Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Baya mulai marah.
"Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah.
Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan hiu Sura dan Buaya baya terjadi lagi. Pertarungan kali ini lebih dari pertarungan sesbelumnya. Pertarungannya semakin seru dan dahsyat.
Keduanya saling saling menggigit dan memukul serta menerjang dan menerkam. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. Dalam waktu singkat, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Baya mendapat gigitan Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri.Sementara Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu Sura kembali ke lautan. Baya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Masyarakat yang melihat pertarungan antara ikan hiu yang bernama Sura dan Buaya bernama baya ini sangat berkesan di hati mereka dan kelak menjadi nama Surabaya.
Dari peritiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya. yaitu gambar ikan hiu sura dan buaya baya.
Asal-Usul dari Makna Kata
Sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya baerasal dari kata Sura dan Baya.
Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti "selamat menghadapi bahaya".
Pada umumnya, masyarakat Surabaya menyebut asal nama Surabaya adalah dari untaian kata Sura dan Baya atau lebih populer dengan sebutan Sura ing Baya, dibaca Suro ing Boyo. Paduan dua kata itu berarti “berani menghadapi tantangan”
Hasil penelitian menunjukkan, ejaan nama Surabaya awalnya adalah: Curabhaya. Tulisan ini di antaranya ditemukan pada prasasti Trowulan I dari tahun Caka 1280 atau 1358 M. Dalam prasasti itu tertulis Curabhaya termasuk kelompok desa di tepi sungai sebagai tempat penambangan yang dahulu sudah ada.
Dalam sejarah, nama Surabaya terdapat pada buku: Negarakartagama tahun 1365 M. Pada bait 5 disebutkan: Yen ring Janggala lok sabha n rpati ring Surabhaya terus ke Buwun. Artinya: Jika di Jenggala ke laut, raja tinggal di Surabaya terus ke Buwun. Jenggala adalah Sidoarjo dan Buwun adalah Bawean.
Penutup
Itu dia beberapa Asal-usul makna dari Kota Surabaya. Semoga bermanfaat
source : id.wikibooks.org, bobo.grid.id, goodnewsfromindonesia
Post a Comment for "Ini Dia Asal-Usul Nama Kota Surabaya"